Selasa, 14 Oktober 2008

PEREMPUAN, NASIONALISME, dan PENDIDIKAN

Artikel ini mengulas tentang perempuan, nasionalisme, dan pendididkan. Ini dilaksanakan oleh Forum Perempuan Nasionalis Indonesia (FPNI), kegiatan ini membahas tentang menyelenggarakan pendididikan politik berbasis nesionalisme kerakyatan yang plularis bagi perempuan Indonesia dan mempersiapkan calon perempuan.
FPNI mengacu pada SARINA, yaitu buku karangan Soekarno yang terbit pada tahun 1947. tapi kenyataanya ini membahas tentang mencoba mengaitkan nasionalisme dan pendidikan perempuan yang beracuan pada R.A Kartini sebagai pelopor nasionalisme indonesia.
Namun sulitnya menjelaskan term nasionalisme perspektif perempuan selain dengan perspektif Kartini, ini dikarenakan nasionalisme adalah konsep umum yang masih maskulin dan semata – mata menjadi domain mayoritas pemikiran laki – laki. Ini disebabkan nasionalisme menjadi konsep yang absurd bagi perempuan sehingga Kartini merombak konsep tersebut demi kemajuan perempuan dan bangsa bumiputera.
Sedangkan dari segi pendidikan bagi perempuan sangatlah penting karena pendidikan akan dapat memajukan perempuan dan bangsa bumi putera. Dari segi pendidikan Kartini sangatlah perduli. Ini dicerminkan saat Kartini mengirim nota kepada pemerintahan kolonial Belanda yang berjudul “Berilah Pendidikan kepada Bangsa Jawa.” Ini memuat kritik terhadap kebijakan, perilaku pejabat dan pemerintah kolonial dalam bidang kesehatan, budaya dan pendidikan. Dari semua aspek Kartini lebih menegaskan pada pendidikan, ia menekankan pentingnya pendidikan bagi perempuan dan bangsa bumiputera.
Dengan berbekal pengetahuan dan statusnya sebagai anak bupati membawanya terlibat dalam politik. Ia membantu ayahnya menulis laporan untuk De Locomotief, mengirimkan nota jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepada penasehat hukum Kememntrian jajahan dan menulis surat permohonan beasiswa kepada Gubernur Jendral Hindia – Belanda.
Dari uraian diatas sedikit memberi garis merah bagaimna pendidikan dan nasionalisme menjati pada kartini. Itulah faktanya seabad lebih Kartini telah menekankan pentingnya pendidikan bagi perempuan. Tidak hanya pendidikan formal saja tetapi juga pendidikan budi pekerti sedangkan faktanya juga pemimpin negara perempuan adalah mereka yang telah memperoleh pendidikan yang baik, contohnya sosok marry robinson yang pernah menjadi presiden Irlandia adalah pengacara.
Singkatnya artikel ini mempersiapkan calon pemimpin perempuan adalah melalui penigkatan pendidikan bagi perempuan.

0 komentar: